Jangan Ngecas Sembarangan, Pengguna Android dan iPhone Waspada Serangan Siber Choicejacking
Serangan siber tak lagi hanya mengintai lewat aplikasi atau situs palsu—sekarang ngecas HP di tempat umum pun bisa jadi pintu masuknya.

Di tengah meningkatnya penggunaan ponsel pintar, ancaman siber terus berevolusi dengan teknik yang makin canggih dan tidak terduga. Salah satu serangan yang kini menjadi perhatian para pakar keamanan digital adalah choicejacking—metode manipulasi antarmuka pengguna yang menyasar pemilik ponsel saat mengecas perangkatnya di tempat umum.
Choicejacking bekerja dengan menyamarkan tampilan pop-up atau tombol agar pengguna secara tidak sadar memilih opsi yang memberikan akses data ke peretas. Banyak pengguna mengira mereka menekan tombol “Tolak” atau “Batal”, padahal yang sebenarnya terjadi justru sebaliknya—akses sistem dan data diberikan secara penuh.
Fenomena ini mulai mencuat setelah laporan meningkatnya aktivitas mencurigakan pada perangkat yang sebelumnya diisi dayanya melalui port USB publik. Di bandara, stasiun, mal, atau kafe, colokan yang terlihat biasa saja ternyata bisa dimanfaatkan sebagai alat penyebar malware atau alat sadap data.
Direktur Eksekutif SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network), Damar Juniarto, mengungkapkan bahwa praktik ini memang tidak mudah dikenali karena tampilannya sangat mirip dengan antarmuka sistem bawaan perangkat. “Ini bukan fiksi, ini nyata. Yang terjadi adalah pengguna merasa aman karena tampilan terlihat biasa. Padahal secara teknis mereka sudah menyetujui akses yang berbahaya,” ujarnya .
Hal senada juga disampaikan oleh Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dari Vaksincom. Menurutnya, selama kabel USB mampu mentransfer data, maka ada risiko keamanan. Apalagi jika pengguna menyambungkan perangkat ke port publik tanpa perlindungan tambahan. Ia menjelaskan bahwa banyak kasus pencurian data yang diawali dari akses fisik semacam ini, terutama jika pengguna tidak menonaktifkan pengaturan seperti USB Debugging atau menggunakan kabel yang tidak hanya mengalirkan daya.
Meskipun metode ini terdengar teknis, ancaman nyata dari choicejacking adalah kehilangan kontrol atas data pribadi. Tanpa disadari, peretas bisa menanamkan malware, mencuri informasi akun, hingga memata-matai aktivitas digital korban. Lebih parahnya lagi, proses itu bisa terjadi hanya dalam hitungan detik setelah kabel disambungkan.
Masyarakat pun diimbau untuk lebih berhati-hati saat menggunakan charging station umum. Edukasi tentang keamanan digital harus terus digencarkan, karena kesadaran menjadi pertahanan pertama terhadap ancaman yang tidak terlihat. SAFEnet mengingatkan bahwa risiko dari aktivitas yang dianggap sepele seperti mengecas ponsel bisa berdampak besar jika pengguna tidak waspada.
“Ketika literasi digital rendah, hal seperti ini bisa dimanfaatkan. Kita harus mulai sadar bahwa keamanan perangkat itu dimulai dari kebiasaan kecil, termasuk memilih tempat dan cara saat mengisi daya,” kata Damar.
Peringatan ini menjadi penting seiring meningkatnya mobilitas masyarakat digital yang tak lepas dari perangkatnya. Smartphone kini menyimpan lebih dari sekadar foto dan kontak, tetapi juga akun bank, data pekerjaan, dan informasi pribadi yang sensitif. Dengan demikian, menjaga keamanannya harus jadi prioritas utama di era serangan siber yang kian beragam.